Legenda sepak bola Indonesia Kunyawan Devi Ullianto mengaku ingin menjadi pesepakbola karena ingin naik pesawat dan mendapatkan beasiswa di UGM.
Meski Kurniawan Dwi Yulianto bukan berasal dari keluarga pesepakbola, ia mengaku sudah bercita-cita menjadi pesepakbola sejak kecil, bahkan sejak SD.
Setelah menonton Piala Dunia 1982 di Spanyol, ia jatuh cinta pada kulit bundar. Italia menjadi juara setelah mengalahkan Jerman Barat.
“Saya suka sepak bola dari tahun 1982, waktu itu saya nonton di TV Piala Dunia,” ungkap Kurniawan Dwi Yulianto saat jadi bintang tamu di Youtube GAN Channel.
Dikenal sebagai striker haus gol timnas Indonesia, ia bahkan menjadi pemain Indonesia pertama yang bermain di Eropa, namun impian Cunhawan sederhana.
“Saya punya mimpi ingin jadi pemain bola karena saya mau naik pesawat, mau masuk TV, itu awal mimpi saya sebagai pemain sepak bola,” kenang Kurniawan alias ‘Si Kurus’.
Selepas bersekolah, Cunhawan Devi Yurento kembali memiliki mimpi baru, yaitu mendapatkan beasiswa dari Universitas Gadjah Mada melalui jalan prestasi sepakbola.
“Begitu saya masuk Diklat Salatiga, banyak alumni yang dapat beasiswa untuk sekolah di UGM, karena dulu ada PS Gama,” ujarnya dikutip dari indosport, mustafalan.com, dan media lainnya.
“Jadi, saya pengennya setelah lulus dari Diklat Salatiga ini, saya harus masuk UGM,” ungkap Kurniawan Dwi sembari tertawa.
Siapa sangka Kurniawan Dwi Yulianto “dibajak” oleh Diklat Ragunan tanpa tamat Diklat Salatiga. Padahal, dia hanya tinggal di sana selama empat bulan.
Pada akhirnya Kurniawan Dwi Yulianto lolos Program Primavera, yaitu melatih para pemain muda sepak bola Indonesia di Italia.
“Kelas 2 SMA kan saya ditarik ke Ragunan. Empat bulan di Ragunan, seleksi Primavera, saya masuk, berangkat ke Italia, baru mimpi itu berubah lagi,” tuntas Kurniawan Dwi.
Kurniawan Dwi Yulianto bermimpi memberikan kontribusi terbesar untuk Indonesia. Terbukti, ia menjadi andalan lini depan timnas bahkan terus menjabat sebagai pelatih.