Bangga! 76% Lulusan UGM Bekerja dan Lanjut Studi

Panut Mulyono, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), mengatakan proses pendidikan dan pengajaran mahasiswa dalam lingkup perguruan tinggi sangat penting. Ini termasuk langkah selanjutnya setelah siswa lulus.

Panut mengatakan, mengacu pada data tracer penelitian UGM 2021, ini sudah cukup menunjukkan angka yang baik. Pasalnya, sepanjang tahun ini, 49,5% lulusan UGM sudah mendapatkan pekerjaan dengan gaji 1,2 kali UMR dengan masa tunggu paling lama 6 bulan setelah lulus.

“Dampak proses pendidikan dan pengajaran bagi lulusan UGM itu dipotret melalui program pelacakan alumni atau tracer study yang diselenggarakan setiap tahun,” kata Panut dalam Rapat Terbuka Dies Natalis ke-72 UGM di Grha Sabha Pramana (GSP), Senin (20/12/2021).

Pada saat yang sama, 18,8% siswa memutuskan untuk melanjutkan studi. Kemudian 8,06% mahasiswa memilih menjadi wirausaha. Secara spesifik, terdapat 2.699 lulusan yang telah bekerja kurang dari 6 bulan setelah lulus dan memperoleh lebih dari 1,2 UMR.

Kemudian 1.332 wisudawan menjadi pengusaha dengan penghasilan lebih dari 1,2 UMR. Pada saat yang sama, 1295 lulusan memilih untuk melanjutkan studi, dan 389 mahasiswa wirausaha dengan pendapatan lebih dari 1,2 UMR sebelum lulus.

“Berdasarkan indikator kinerja utama PTN, presentase lulusan S1 dan program diploma yang berhasil mendapatkan pekerjaan melanjutkan studi atau menjadi wirausaha dengan pendapatan yang cukup berjumlah sebesar 76,35 persen,” ungkapnya melansir dari suara.com, donabisnis.com, dan berbagai media lainnya.

Panut mengatakan hal ini tidak terlepas dari peran UGM dalam membantu memberikan segala macam informasi. Apalagi di dunia kerja, melalui aplikasi Karir UGM, lulusan UGM sudah bisa menggunakannya.

Lamaran karir UGM juga telah diajukan untuk meningkatkan kemampuan kerja lulusan. Yang terpenting adalah memudahkan mahasiswa dan alumni untuk mendapatkan informasi tentang peluang karir.

“Selama kurun waktu 2020 dan 2021 ini UGM Career telah bermitra dengan 230 institusi baik industri badan usaha maupun pemerintah pusat dan daerah. Dan telah memfasilitasi 14.466 mahasiswa dan lulusan untuk memperoleh kesempatan magang atau bekerja,” tuturnya.

Menurut Panut, alumni merupakan aset penting dalam meningkatkan reputasi global UGM. Sehingga perlu juga dukungan organisasi alumni yang profesional.

Salah satu upaya untuk meningkatkan reputasi UGM di antara universitas terkemuka (WCU) dunia adalah dengan mengadakan acara bersama alumni. Sekaligus meningkatkan peran alumni dalam tiga metode pendidikan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

“Program sinergi UGM dengan Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) semakin meningkat frekuensinya. Terutama selama masa pandemi Covid-19 untuk memberikan motivasi dan informasi kepada sesama alumni maupun masyarakat luas. Tercatat pada tahun 2021 terdapat 22 kegiatan sinergi UGM dengan Kagama,” ucapnya.

Panut menambahkan, kinerja perguruan tinggi tidak dapat dicapai tanpa sinergi dan peran serta mitra UGM. Pada tahun 2021, terdapat 1.460 dokumen kerjasama dalam negeri dan 72 mitra asing di 23 negara.

Sebelumnya, Ganjar Pranowo, Ketua Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Kagama (Kagama), menyatakan bahwa dalam tujuh tahun kepengurusan, KAGAMA telah menetapkan dan mengimplementasikan agenda kolaborasi Indonesia maju. Agenda tersebut juga dapat diwujudkan melalui dua program unggulan, yaitu integrasi organisasi dan integrasi anggota.

Gubernur Jateng mengatakan, secara internal, pihaknya sudah berkembang, terutama dalam hal wirausaha alumni. Hal ini ditunjukkan dengan pemetaan pasar KAGAMA kepada pengusaha alumni UGM.

“Di internal kita terus membantu menggali ide-ide positif untuk pembangunan bangsa. Kita mengangkat tema-tema aktual untuk berbagai webinar, baik untuk membantu teman-teman kita yang sedang diberi amanah mengelola urusan bangsa, ataupun untuk membantu menyukseskan program pemerintah secara umum,” ujar Ganjar saat menyampaikan sambutan  sekaligus membuka Rakernas KAGAMA.

Ganjar mengatakan tidak terbatas pada kursus internal, KAGAMA juga memiliki kursus eksternal yang sangat baik, tidak hanya untuk alumni. Misalnya program inkubasi bisnis yang ditujukan untuk pengembangan bisnis yang mengikutsertakan member dan non member Kagama.

Kemudian, KAGAMA juga mendorong prinsip inklusi sosial dan memperkuat dukungan untuk pembangunan desa SDG. Acara ini merupakan rencana desa inklusif yang dilaksanakan bekerjasama dengan Kementerian Desa, PDTT dan UGM.

Leave a Comment